Silent heart

Tahu rasanya lelah seharian di tempat kerja dimana disana hal yang kamu lakukan tidak akan ternilai jika kamu tidak mengumbarnya pada atasanmu? Sedangkan di sisi lain kamu berfikir jika perusahaan seharusnya dapat dengan sendirinya menilai  kinerjamu.
Kemudian pulang ke rumah yang bukan rumahmu, disana penuh dengan orang asing yang mengaku memiliki hubungan darah tapi nyatanya kamu tidak akan ada disana jika tidak membayar sewa?
Dalam perjalanan kamu membayangkan dapat merebahkan tubuhmu diatas kasur yang nyaman tapi nyatanya saat disana kamu akan mulai mendengar bisikan bisikan usil tentangmu yang tidak mau "bersosialisi", orang-orang asing itu terus mengganggumu tak hanya dengan bisikannya tapi juga dengan suara-suara tawa ditengah pembicaran panas tentang tetangga sebelah atau saudara yang tidak sependapat dengannya.
Tahu rasanya ketika kamu lelah dan ternyata seseorang sudah terlebih dahulu masuk ke kamarmu tanpa permisi?
Bagaimana rasanya jika kamu harus bergadang untuk mengerjakan makalah milik kakak sepupu yang tinggal satu atap denganmu yang dengan frontal ia dan keluarganya mengatakan bahwa tempat kuliah sang anak jauh lebih bagus dibanding dengan tempat kuliahmu? mereka berulang kali menjelek-jelekkan tempat kuliahmu hanya karena itu adalah sebuah kampus baru yang padahal jelas tugas sang anak selalu kamu yang mengerjakannya sampai suatu saat printermu kehabisan tinta dan kamu harus membeli cartridge baru karena hal tersebut dengan gaji pertamamu dan bahkan ia tak memiliki basa-basi sedikitpun untuk menawarkan sejumlah rupiah atas apa yang telah digunakannya.
Bagaimana rasanya ketika ia (sang sepupu) yang jelas-jelas memiliki gaji yang jauh lebih besar darimu dan selalu bangga akan hal itu tapi pada tiap malam harus membuat laptopmu menyala semalaman demi tugasnya dan kemudian ia justru membeli hh yang padahal nominalnya bisa untuk membeli sebuah laptop? selain itu di lain hari ia meminjam flashdisk yang kamu beli dengan menyisihkan uangmu dalam beberapa waktu dan tidak kunjung ia kembalikan. Atau bagaimana rasanya ketika kamu pulang kuliah malam dengan fikiran dan fisik yang sudah mulai lelah ternyata gerbang rumah sudah dalam keadaan terkunci dan kamu harus memanjat untuk mencapai kamarmu? bagaimana rasanya jika kamu digunjingkan karena teman laki-laki (teman kampus) kamu sering datang yang padahal jelas kamu mengambil kelas teknik jadi wajar kalau teman yang datang selalu laki-laki. Sedangkan salah seorang gadis di rumah itu sering memasukan teman laki-lakinya yang dalam artian untuknya adalah pacarnya, ke dalam kamar dengan sembunyi-sembunyi dan sialnya kamu selalu memergoki hal itu.
Kemudian kamu ingin keluar dari sana dan memohon-mohon pada orangtuamu tapi mereka hanya mengatakan "sabar, tidak semudah itu, apa alasan yang harus kita katakan? apakah aku harus bilang kalau kamu tidak betah berada di sana? apakah itu akan baik-baik saja?".
Bagaimana rasanya jika hal itu selalu terjadi setiap hari? Apa yang akan kamu lakukan? 

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Progress Bar dengan C++

Apa yang salah dengan nilai 0?

Resensi Film Negeri 5 Menara