Ketidakjujuran selalu mengantarkan pada masalah yang tidak kunjung usai di perusahaan

Bicara tentang kejujuran nampaknya tidak pernah menjadi hal yang sederhana. 
Bukan hanya tentang perorangan, beberapa perusahaan pun nampaknya masih terlihat sulit menerapkan arti dari kata yang satu ini. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan predikat yang baik agar dapat terlihat baik di mata konsumen, rekan bisnis dan pesaing. 

Tak sedikit perusahaan yang melakukan rekayasa dokumen untuk kepentingan perusahaannya.
Misalnya saja dengan dokumen perihal laporan keuangan, tak lagi asing jika dokumen tersebut dibuat menjadi tiga versi, versi bank, versi pajak dan versi internal.
Hm, kok banyak sekali? Iya, ketiga versi itu akan dipergunakan sebagaimana kebutuhan perusahaan.
Loh, apa bedanya? Yup, biasanya laporan keuangan versi bank memiliki nilai omset yang lebih tinggi dari laporan keuangan versi internal, sedangkan laporan keuangan versi pajak biasanya memiliki nilai omset yang lebih rendah dari laporan keuangan versi internal, dimana laporan keuangan versi internal adalah laporan keuangan yang nyata sesuai dengan keadaan nyata perusahaan.
Loh, kok bisa? Bisa saja, sudah biasa kok.
Yang buatnya siapa? Ekhem, nah disinilah adanya fungsi pihak ketiga yang biasanya berasal dari luar perusahaan/bukan pegawai (jangan tanya siapa ya, 

Ketika hal ini terjadi di suatu perusahaan sudah jelas bahwa berarti perusahaan tersebut melakukan kecurangan, nah jadi bukan hal yang aneh kan jika suatu perusahaan dicurangi oleh karyawannya? Bukankah apa yang ditanam itu yang akan di petik? (saya nggak lagi belain karyawan loh ya). Hal ini bukan berarti dapat dijadikan alasan juga bagi karyawan untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan. 

Ketidakjujuran selalu mengantarkan pada masalah yang tidak kunjung usai.
Tak sedikit owner yang akhirnya pusing sendiri dengan data yang begitu banyak versinya. Hal ini tak jarang membuat owner akhirnya menganggap bahwa bawahannya adalah orang yang tidak cakap dalam mengolah data, hal ini kemudian menimbulkan komunikasi yang tidak berjalan dengan baik antara sang pegawai dan atasannya tersebut yang terkadang berbuntut pada pengunduran diri dari pihak pegawai, pemutusan hubungan kerja, atau yang lebih parah adalah lahirnya sifat curang dari ihak pegawai yang merasa tidak puas dengan timbal balik yang diberikan oleh perusahaan.

Kok penulis rasanya sok tahu sekali sih? Hehe bukannya penulis sok tahu, namun hal-hal tersebut adalah pembelajaran yang penulis ambil dari beberapa perusahaan tempat penulis dulu pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Kebetulan setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas dan kemudian setelah kegagalan dalam menghadapi SNMPTN dan SBMPTN akhirnya penulis memutuskan untuk kuliah di salah satu PTS dengan mengambil jam sore dan sambil bekerja di pagi hari (Aduh kok jadi curhat, wah maafkan saya yang cuma res-resan kehidupan ini)

Seburuk apapun suatu perusahaan setidaknya disana-lah kita pernah mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya pribadi tidak membenarkan jika seorang pegawai harus melakukan kecurangan atas ketidaknyamanan yang ia terima setelah bekerja dengan sepenuh kemampuan dan hatinya, bagi saya jauh lebih bak untuk mencari cara agar dapat dikomunikasikan dengan baik, jika setelah dilakukan pembicaraan dan ternyata perusahaan tidak memberi respon yang baik maka lebih baik untuk ditinggalkan.
Tapi nanti bagaimana dengan keluarga saya? Mereka makan apa? 
Perusahaan kan banyak tanggungannya, jika tidak dengan cara ini, bagaimana perusahaan akan bertahan? 

Tuhan membiarkan makhluknya hidup dengan jaminan bahwa Ia-lah yang akan menyediakan segala yang dibutuhkan makhluknya.



 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Surah Hud ayat 6





Comments

Popular posts from this blog

Membuat Progress Bar dengan C++

Apa yang salah dengan nilai 0?

Resensi Film Negeri 5 Menara